MAKALAH STARATEGI BELAJAR MENGAJAR KIMIA METODE CERAMAH DAN METODE EVALUASI

BAB I
PENDAHULUAN
Mengajar bukan suatu kegiatan yang statis tetapi merupakan interaksi yang dinamis antara kondisi sosial, tujuan pengembangan berpikir, teori-teori belajar, teknologi yang mendukung terutama dengan aspek personal dan intelektual dari pebelajar. Bagaimana semua itu berinteraksi dengan baik? Guru selalu mencari cara bagaimana agar dalam interaksi dengan siswa dan materi, semua faktor dapat berintegrasi sehingga diperoleh hasil sebaik mungkin. Cara mengajar atau yang dikenal dengan metode pembelajaran, mennyangkut cara guru memberikan pengalaman belajar siswa sehingga kemampuannya dapat berkembang, dan belajar dapat berjalan secara efesien serata bermakna bagi siswa.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui metode pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Ceramah
Apa yang anda lihat saat masuk kelas sejak taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi? Guru yang terlalu banyak bicara, sebuah jawaban yang pasti anda setujui. Hal ini memang dibuktikan oleh penelitian Flander di Ameriak Serikat (1965) yang menemukan bahwa 70% dari waktu yang dimiliki seorang guru, digunakan untuk berbicara. Kalaupun pembicaraan seluruh murid pada saat itu direkam dan dihitung waktunya, jumlah masih lebih kecil dibandingkan waktu yang digunakan gurunya untuk berbicara. Memang cara pemberian informasi dengan metode ceramah paling banyak digunakan di sekolah.
Metode ceramah adalah metode penyampaian informasi oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pada kenyataannya metode ini paling banyak kita jumpai, meski timbul pertanyaan, apakah meode ini memang yang paling baik?
Dalam peaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan dengan baik, sebenarnya tidak pernah seorang guru menggunakan satu macam metode saja. Biasanya metode yang digunakan selalu tergabung secara stimulan. Lalu kapan metode ceramah itu tepat digunakan?

Metode ceramah dapat digunakan bila:
1. Guru akan memberikan informasi
2. Kapasitas kelas terlalu besar sehingga menyulitkan bila digunakan metoode lain.
a. Kelebihan dan kelemahan Metode ceramah
Menurut Sanjaya (2006) ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering digunakan. Alasan ini sekaligus merupakan keunggulan metode ini.
1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok yang materi yang perlu di tonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4) Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Disamping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai oleh guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme yaitu “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan mkemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa dapat mengerti yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorangpun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya tidak paham.
b. Menurut Gintings (2008) metode ceramah memiliki:
a. Ciri
Dalam metode ceramah, guru menyampaikan materi secara lisan dan siswa mendengarkan, mencatat,mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan di evaluasi
b. Keunggulan metode ceramah
1). Dapat digunakan untuk mengajar siswa dalam jumlah banyak secara bersamaan
2). Tujuan pembelajaran dapat didefinisikan dengan mudah
3). Pengajar dapat mengendalikan isi, arah, dan kecepatan pembelajaran karena inisiatif utama terletak padanya
4). Ceramah yang inspiratif dapat menstimulasi siswa untuk belajar lebih lanjut secara mandiri.
c. Kelemahan metode ceramah
1) Rumusan tujuan instruksional yang sesuai hanya sampai dengan tingkat komprehensif
2) Hanya cocok untuk kemampuan kognitif
3) Komunikasi cenderung satu arah (one way)
4) Sangat bergantung pada kemampuan komunikasi verbal penyaji
5) Ceramah yang kurang inspiratif akan menurunkan antusias belajar peserta.
d. Langkah-langkah menggunakan metode ceramah
Untuk menyelenggarakan pembelajaran dengan metode ceramah secara efektif, Christie sebagaimana dikutip oleh Gintings (2008) menyarankan agar melakukan 3 P yaitu Plan, Prepare, dan Present.
1) Plan (Perencanaan) :
a. Pelajari standar kompetensi lulusan dan standar isi dari topik yang akan diajarkan sebagaimana termuat dalam kurikulum dan silabus
b. Melakukan studi kepustakaan untuk menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan.
c. Buatlah RPP (rencana penyelenggaraan pendidikan) yang meliputi ;
 Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa,
 Langkah-langkah dan Kegiatan Pembelajaran
 Metode
 Alat dan media yang digunakan
 Alokasi waktu
 Evaluasi dan Penutup
2) Prepare (persiapan) :
Menyiapkan fasilitas pembelajaran yang meliputi:
a. Ruangan termasuk meja belajar, posisi duduk siswa, penerangan, dan aliran udara.
b. Peralatan praktek atau peragaan jika diperlukan
c. Peralatan media
d. Pengeras suara jika diperlukan
e. Bahan ajar
3) Present (penyajian) :
Penyajian materi ini terdiri dari 3 langjah utama yaitu:
a. Pembukaan yang terdiri dari pengkondisian siswa untuk memasuki suasana belajar dengan menyampaikan salam dan tujuan pembelajaran misalnya atau menyampaikan isu yang terkait.
b. Pengembangan yang diisi dengan penyajian materi secara lisan didukung oleh penggunaan media. Hal lain yang perlu dilakukan dalam ceramah adalah mengatur irama suara, kontak mata, gerakan tubuh, dan perpindahan posisi berdiri untuk menghidupkan suasana belajar. Menyampaikan faktor kejutan baik isi materi atau metode yang digunakan agar menjadi perhatian khusus bagi siswa.
c. Evaluasi dan penutup yang dapat dilakukan dengan membuat kesimpulan atau rangkuman materi pembelajaran, pemberian tugas, dan diakhiri dengan menyampaikan terima kasih atas keseriusan siswa dalam belajar.
B. Metode Evaluasi
Menurut Suprijono (2009) evaluasi berarti suatu proses sistematis meliputi pengumpulan informasi proses dan hasil belajar (biasanya dalam bentuk angka/deskripsi verbal). Dalam proses pembelajaran biasanya guru memberikan evaluasi kepada murid-muridnya. Berikut ini dibahas tentang dua dari sekian banyak metode evaluasi yang sering digunakan termasuk dalam pendidikan keguruan di dalam kelas. Menurut Gintings kedua metode tersebut adalah:
1. Tes uraian
2. Tes objektif: benar-salah, pilihan jamak, dan jawaban singkat atau isian
Dengan menerapkan kedua evaluasi ini sekaligus peserta akan mampu melaksanakan tes teori dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang memadai.
1). Tes uraian
Tes bentuk uraian mulai jarang digunakan karena sekalipun mudah membuatnya tetapi membutuhkan banyak waktu dalam memeriksa dan mengolah nilainya. Disamping itu relatif rendahnya reliabilitas tes uraian dan semakin popularnya menggunakan tes objektif membuat tes jenis ini kurang disukai oleh beberapa pengajar.
Terlepas dari kelemahan-kelemahan itu, tes uraian adalah satu-satunya cara untuk menilai kemampuan siswa mengkomposisikan jawaban dalam suatu pernyataan atau kalimat-kalimat yang efektif. Oleh sebab itu tes uraian secara tidak langsung mengukur sikap sistem nilai dan opini siswa.
a. Jenis-jenis tes uraian
Dari segi bentuk, tes uraian dibedakan atas dua jenis:
• Uraian jawaban terbuka (extended response)
• Uraian jawaban terbatas (restrited response)
1. Uraian jawaban terbuka
Tes ini mengukur pengetahuan faktual, kemampuan memberikan dan mengorganisir gagasan-gagasan dan menyajikan dalam kalimat-kalimat yang koheren. Oleh karenanya, tes jenis ini sangat cocok untuk menguji tujuan pengetahuan atau knowledge objective pada taraf atau taxson yang tinggi (analisa sintesa, evaluasi).
Contoh:
Uraikan pelayanan apa yang menurutmu harus disediakan oleh posyandu. Berikan alas an dan gambaran untuk setiap layanan tersebut.
2. Uraian jawaban tertutup
Tes jenis ini membutuhkan jawaban yang terarah dan terbatas dari peserta tes. Jenis ini sangat baik digunakan untuk mengukur pengetahuan dalam taraf yang lebih rendah (ingatan, komprehensif, dan aplikasi). Keunggulan dari tes uraian jenis ini dibandingkan uraian terbuka adalah kemudahan dalam memberikan skor.
Contoh:
Lingkungan yang tidak bersih dapat menjadi penyebab dari wabah DBD. Uraikan mekanisme terjadinya keterkaitan tersebut.

b. Prosedur Membuat dan Pemberian Skor Tes dengan Soal Bentuk Tes Uraian.
Ada lima langkah yang harus diikuti dalam membuat soal untuk tes uraian seperti yang diuraikan di bawah ini:
1. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang menggambarkan kemampuan seperti dinyatakan dalam TIK. Gunakan kata-kata pengarah yang tegas seperti uraikan, bandingkan, bedakan, kritiklah dan jelaskan. Bila menggunakan kata pengarah “diskusikan” jelaskan aspek-aspek yang harus didiskusikan.
2. Siapkan pertanyaan dalam kalimat yang lengkap sekalipun panjang agar diperoleh jawaban yang singkat, sekitar satu halaman, terarah seperti yang diharapkan. Ini lebih baik daripada pertanyaan yang dibuat singkat tetapi membutuhkan jawaban yang panjang misalnya hingga tiga halaman. Lengkapnya pertanyaan dimaksudkan untuk menekan bias dalam penilaian.
3. Sebaiknya soal harus dijawab oleh semua peserta. Hindarkan untuk memeberikan kesempatan kepada peserta untuk memilih soal, misalnya siswa dapat memilih tiga dari lima soal yang diberikan. Dengan cara ini akan sangat sulit membuat perbandingan yang valid diantara siswa bila mereka menjawab pertanyaan yang berbeda.
4. Siapkan sistem pemberian skor dan nilai, misalnya dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti contoh berikut ini.
Skor maksimum ideal untuk pertanyaan nomor 2
Kelengkapan analisa : 10
Argumen logis : 5
Bahasa : 5
Skor total : 20
5. Berikanlah skor atau nilai jawaban peserta dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
a. Kertas kerja dinilai dengan tidak mengetahui nama peserta (nama dapat diganti dengan nomor kode ) menghindari subjektivitas penilaian.
b. Nilainya hanya satu soal atau pertanyaan secara bersamaan dalam satu waktu atau siapkan penilaian yang berbeda untuk setiap satu soal atau pertanyaan yang berbeda.
c. Gunakan standar skor secara konsisten untuk semua kertas kerja.
d. Usahakan untuk memeriksa jawaban satu soal dari semua kertas kerja tanpa interupsi agar secara tidak langsung anda dapat membandingkan jawaban dari satu kertas kerja yang lain dengan pola pikir yang sama.
e. Jika mungkin, gunakan dua penilai yang berbeda untuk satu pertanyaan/soal yang sama dan gunakan nilai rata-rata dari kedua penilai sebagai nilai akhir.
2). Tes objektif
Jenis tes ini disebut objektif karena objektif dalam memberikan skor atau nilai terhadap jawabannya. Dibandingkan dengan tes uraian, tes objektif memiliki keunggulan berikut ini.
a. Memiliki reliabilitas yang tinggi
b. Cepat dan ekonomis dalam mengoreksi
c. Mampu mencakup daerah bahasan yang luas, karena jumlah soal bisa relatif banyak untuk waktu yang relatif singkat.
Ada empat jenis tes objektif yang dapat digunakan:
• Benar / salah
• Pilihan jamak
• Jawaban singkat atau isian
• Menjodohkan

Dalam tulisan ini hanya akan dibahas tiga jenis yang banyak digunakan yaitu pilihan jamak dan jawaban singkat atau isian serta menjodohkan. Bentuk soal benar salah tidak dibahas dalam tulisan ini karena sudah sangat jarang digunakan mengingat validatasnya sangat rendah karena besarnya kemungkinan bahwa jawaban siswa adalah hasil dari menebak.
a. Pilihan jamak/ multiple choies
1. Pengertian dan contoh
Bentuk soal pilihan jamak terdiri dari pertanyaan atau opsi. Dari sejumlah opsi terdapat hanya satu jawaban yang benar sisanya berfungsi sebagai pengecoh. Namun semakin banyak opsi semakin sulit pula membuat soalnya. Oleh karena itu menggunakan empat atau lima opsi sudah memadai.
Contoh :
1. Ibu kota Republik Indonesia pada masa revolusi pernah di pindahkan ke:
a. Jakarta
b. Yogyakarta
c. Bukit tinggi
d. Bogor
Jawaban yang benar adalah opsi b yaitu Yogyakarta. Opsi a, c, dan d berfungsi sebagai pengecoh.
2. Prosedur membuat soal pilihan jamak
a. Yakinkan bahwa pertanyaan tersebut penting dan relevan dengan standar dari kelas yang dites.
b. Isi utama dari pertanyaan harus termuat dalam pertanyaan dan opsi di usahakan sesingkat mungkin
c. Hindarkan pertanyaan dari informasi yang berlebihan
d. Yakinkan bahwa pengecoh yang anda gunakan jawaban salah tetapi ada kaitan dengan masalah yang ditanyakan
e. Menghindarkan memberikan pengarahan terhadap pilihan yang benar atau salah secara tidak langsung dan kemungkinan pesarta tes menjawab secara menebak.
 Membuat semua opsi, yang benar dan yang salah dalam kalimat yang relatif sama panjang.
 Tata bahasa kalimat sesuai dengan pertanyaan
 Mendistribusikan semua jawaban yang benar dari seluruh item secara merata
 Hindari penempatan jawaban yang benar secara berurut dari satu item ke item berikutnya
 Menghindari jawaban semua benar dan semua salah
 Menghindari menggunakan kalimat yang negatif dalam pertanyaan
3. Pemberiaan skor tes bentuk soal pilihan jamak
Ada dua cara dalam pemberian skor tes dengan pilihan jamak; menggunakan skor minus dan tidak menggunakan skor minus
Menggunakan skor minus:
Pemberian skor untuk setiap item:
Jawaban benar: skor 1
Jawaban salah : skor -1
Tidak dijawab : skor 0
Skor dihitung dengan rumus
St = B –
Dimana :
St : skor total
B : jumlah skor dari jawaban yang benar
S : jumlah skor dari jawaban yang salah
n : jumlah opsi tiap item
Tidak menggunakan skor minus
Skor dihitung dengan rumus
St = B
b. Jawaban singkat
1. Pengertian dan contoh
Tes jenis ini mirip tes uraian tertutup yang membutuhkan jawaban singkat. Bedanya tes jawaban singkat tidak membutuhkan jawaban dalam bentuk paragrap atau kalimat panjang, tetapi cukup satu kata-kata kunci atau istilah. Tes jawaban singkat menghindarkan siswa menebak juga sangat mudah dalam memberi skor. Dengan kunci jawaban koreksi dapat dilakukan oleh orang lain.
Contoh:
1. Perubahan wujud benda dari cair menjadi gas disebut …
Kunci jawaban: menguap
2. Prosedur pembuatan soal tes jawaban singkat
Ada tiga langkah yang dilakukan dalam membuat tes ini :
 Buatlah pertanyaan secara tepat sehingga tidak menimbulkan tafsiran mendua.
 Siapkan kunci jawaban dengan memperlihatkan:
1. Skor untuk setiap jawaban benar
2. Kemungkinan adanya jawaban yang berbeda yang mungkin benar juga
 Berilah skor atas jawaban peserta dengan mempertimbangkan:
1. Pemberian skor tanpa mengetahui nama peserta
2. Menyelesaikan pemberian skor terhadap satu jawaban dalam satu waktu
3. Kemungkinan menggunakan penilai yang berbeda untuk setiap jawaban
3. Pemberian skor tes jawaban singkat
Skor total dari soal tes jawaban singkat diperoleh dengan menjumlahkan seluruh jawaban yang benar. Dengan rumus:
St = B

c. Menjodohkan
1. Pengertian dan contoh
Soal tes bentuk menjodohkan terdiri dari dua kelompok ; kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban.
Kelompok pertanyaan:
Kelompok pertanyaan terdiri dari sejumlah pertanyaan jadi mirip sama soal isian. Setiap pertanyaan ini diberi nomor urut di depannya.
Kelompok jawaban:
Kelompok jawaban terdiri dari sejumlah alternatif jawaban dari kelompok pertanyaan. Setiap jawaban diberi tanda huruf didepannya.
Contoh:
Jawabannya Pertanyaan
a. Palembang
b. Bukit Tinggi
c. Medan
d. Batam
e. Pekanbaru
f. Padang
g. Banda Aceh
h. Tanjung Pinang 1. Ibu kota Nangroe Darusalam…….
2. Ibu kota Sumatera barat….
3. Ibu kota Riau……..
4. Ibu kota Kepulauan Riau….
5. Ibu kota Sumatera Selatan……

Kunci jawaban :
1. g 4. h
2. f 5. a
3. e
2. Prosedur pembuatan soal menjodohkan:
• Buatlah sejumlah pertanyaan yang sama bentuknya dengan soal isian tetapi soal memiliki nuansa atau dari pokok bahasan. Pembuatan soal dari topik atau pokok bahasan yang sama akan mempermudah siswa untuk menduga jawaban. Berilah nomor urut di depan setiap pernyataan.
• Buatlah alternatif jawaban dengan jumlah alternatif yang benar adalah sejumlah pertanyaan dan buatlah alternatif jawaban yang berfungsi sebagai pengecoh. Jumlah alternatif jawaban minimal jumlah soal di tambah 1. Susunlah secara acak alternatif jawaban atau jodohnya untuk memberikan jawaban kepada peserta.
3. Pemberian skor tes bentuk soal menjodohkan
Dapat digunakan rumus
St = B



BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Metode ceramah adalah metode penyampaian informasi oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar, sedangkan metode evaluasi adalah metode yang meliputi pengumpulan informasi proses dan hasil belajar.
b. Saran
Sebaiknya guru menggunakan metode ceramah dan metode evaluasi dalam pembelajaran dengan mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku.


Pustaka Rujukan:
Arifin, Mulyati. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: JICA
Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

1 Response to "MAKALAH STARATEGI BELAJAR MENGAJAR KIMIA METODE CERAMAH DAN METODE EVALUASI"

  1. Anonim Says:
    27 Februari 2011 pukul 03.54

    keren banget blogx, kembangkan terus....

Posting Komentar