Makalah Belajar dan Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Perdaban manusia bukanlah suatu barang jadi yang jatuh dari langit dan diwarisi turun-temurun, melainkan suatu hasil perjuangan manusia dari abad ke abad, dengan menggunakan segala kemampuannya, baik yang dibawa lahir, mapun yang diperoleh dari pengalaman sebagai hasil budi daya dan rekayasa dalam menghadapi segala tantangan dan hambata serta keterbatasan-keterbatasan yang dijumpai sepanjang perjalanan hidupnya. Seperti halnya pada masa yang lampau, dalam prjuangan pada masa-masa yang akan datang, manusia akan senantiasa mencapai kemajuan disamping kemunduran, kemenangan disamping kekalahan, disertai harapan disamping kecemasan. Demikianlah pasang surutnya perjuagan manusia, gagal dan berhasil, suka dan duka silih berganti, memperkaya pengalaman hidup mnusia. Proses itu penddidikan sengangtiasa merupakan faktor yang menentukan baik dalam arti dan peranan maupun dalam kegunaannya.
Pendidikan, demikian pula dalam arti pengajaran, adalah persoalan manusia. Hanya manusia yang mempersoalkan pendidikan, karena menurut kodratnya memang manusia harus dididik. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat perkembang sebagaimana layaknya.
Pendidikan berlangsung dalam bentuk mengajar dan belajar. Mengajar dan belajar dapat di umpamakan sebagai dua buah sisi dari satu mata uang logam. Keduanya saling melengkapi sehingga dapat dikatakan dua buah kegiatan dari satu proses tunggal. Yamamoto Kaouru, 1969). Bila proses mengajar-belajar secara efektif berarti di dalamnya sudah terjadi hubungan atau jembatan yang menghubungkna anatara guru dan siswa. Oleh karena itu, dalam proses mengjar-belajar yang sangant di utamakan bagi seorang guru adalah ketrampilan berkomunikasi, agar ia dapat secara efektif membuat hubungan.
Proses mangjar-belajar adalah suatu peristiwa yang melibatkan dua pihak, guru dan siswa, dengan tujuan yang sama, yaitu meningkatkan prestasi belajar, tetapi dengan pemikiran yang bebeda. Dari pihak siswa pemikiran terutama tertuju pada kepada bagaimana mempelajari materi pelajaran supaya prestasi belajar siswa dapat meningkat. Di sisi lain guru memikirkan pula bagaimana menigkatkan minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran agar timbul motivasi belajarnya sehingga mereka dapat mencapai hasil atau prestasi belajar yang lebih baik. Ini tidak berarti bahwa guru lebih aktif daripada siswa, tetapi karena tanggung jawab profesionalnya mengharuskan guru berupaya merangsng motivasi belajar siswa dan berupaya pula menguasai materi pelajaran beserta strstegi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

B. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi belajar kita diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian belajar
2. Menjelaskan ciri-ciri belajar
3. Menjelaskan tujuan atau sasaran belajar
4. Membedakan antara belajar dan kematangan
5. Menjelaskan belajar menurut pandangan aliran psikologi Behavioristik, Humanistik dan Kognitif
6. Menjelaskan prinsip-prinsip belajar
7. Menjelaskan factor psikologi dalam belajar menurut Thomas F. Staton
8. Menjelaskan kadar belajar yang berkualitas


BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Belajar
Untuk memudahkan pemahaman mengenai belajar, maka diawali dengan mengemukakan definisi belajar dari beberapa ahli pendidikan.
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).
Belajar ialah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru atau merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu menyelesaikan masalah dalam menyesuailan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya (Sahabuddin, 1997).
Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih konstan ata menetap. Perubahan itu dpat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam perilaku nyata (Winkel, 1991).
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterlampiran, dan sikap (Gledler, 1991).
Belajar ialah suatu perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar itu perubahan-perubahan bersifat psikhis (Hamalik, 1983).
Bila dianalisis pengertian belajar tersebut di atas, mengandung unsure-unsur yang sama, yaitu:
1. Belajar itu merupakan suatu kegiatan yang disadari dan mempunyai tujuan
2. Proses belajar itu mengakibatkan perubahan tingkah laku dan pengalaman itu disebabkan oleh pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan
3. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat menetap
Belajar juga dapat pula diartikan secara luas dan sempit. Secara luas, belajar diartikan sebagai kegiatan psikologis menuju erkembanagn pribadi seutuhnya. Secara sempit, belajar diartikan sebagai usaha penguasaan materi pembelajaran.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut. Perasaan bangga dalam diri karna dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari.

B. Belajar Menurut Pandangan Aliran Psikologi
1. Psikologi behaviouristik
Belajar merupakan respon terhadap stimulus dari luar. Teori belajar ini dilaksanakan dengan control instrumental dari lingkungan. Pembelajar mengkondisikan demikian, sehingga pebelajar mau belajar. Pembelajarn yang demikian dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan dan peniruan. Hadiah dan hukuman sering ditawarkan dalam mengajar dan belajar. Peranan pembelajar dalam hal ini relative tinggi dan peranan pebelajar relative rendah.
2. Psikologi humanistic
Belajar sifatnya sangat individual dan pribadi. Teori belajar ini merupakan antitesa pandangan behavioristik. Pandangan ini belajar dapat dilakukan sendiri oleh pebelajar. Dalam belajar demikian, pebelajar senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari pembelajar. Peranan pebelajar relative tinggi dan peranan pembelajar relative rendah.
3. Psikologi kognitif
Belajar merupakan aktivitas penalaran. Teori belajar ini merupakan konvergensi dari pandangan behavioristik dan humanistic. Pandangan ini perpaduan usaha pribadi dan control instrumental yang berasal dari lingkungan. Oleh karena itu, metode belajar yang cocok dalam pandangan ini adalah eksperimentasi.




C. Ciri-Ciri Belajar
Dilihat dari pengertian belajar , maka ada beberapa ciri-ciri belajar, yaitu:
1. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena proses kematangan
2. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena perubahan fisik
3. Hasil belajar bersifat relative menetap (Tirtaharja dalam Abd. Haling, 2004).

Ciri-ciri belajar dilihat dari perubahan tingkah laku, yaitu:
1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3. Perubahan dalam belajar positif dan aktif
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003).

D. Tujuan Belajar
Tujuan ialah batas cita-cita yang diinginkan dalam suatu usaha, tujuan dapat pula diartikan sebagai suatu yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Tujuan belajar berarti apa yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar.
Dalam susaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya system lingkungan belajar yang lebih kondusif melalui kegiatan pembelajaran. Dengan akat lain, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan system lingkungan belajar tertentu pula. Tujuan belajar untuk pengembangan nilai psikomotor, tentu memerlukan penciptaan lingkungan yang berbeda dengan system yang dibutuhkan untuk tujusn belajar pengembangan kognitif atau afektif dan tujuan belajar lainnya.
Pada dasarnya belajar pada diri manusia, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan serta sasaran yaitu:
1. Tujuannya merubah tingkah laku kea rah yang lebih berkualitas
2. Sasarannya meliputi ingkah laku penalaran (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif)
Sardiman (2004) mengemukakan bahawa pada dasarnya tujuan belajar terdapat tiga jenis, yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu suatu cara untuk mengembangkan kemampuan berfikir bagi anak untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan berfikir.
2. Untuk penanaman konsep dan keterampilan, yaitu suatu cara belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik dan psikis.
3. Untuk pembentukan sikap, yaitu suatu kegiatan untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak.

E. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar ada beberapa poin, yaitu:
1. Belajar suatu proses aktif di mana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara pebelajar dengan lingkungannya.
2. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi pebelajar. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
a. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu pebelajar harus sanggup mengatasinya secara tepat.
b. Belajar itu memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari pembelajar atau tuntunan dari buku pelajaran sendiri.
c. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar untuk berfikir kritis, lebih baik dari pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.
d. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut telah disadari bersama dalam suatu kelompok tertentu.
e. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh penegrtian-pengertian.
f. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai.
g. Belajar harus disertai kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan/hasil.
h. Belajar dianggap berhasil bila dapat dipraktikkan.

F. Faktor Psikologis Dalam Belajar
Thomas F Staton (dalam Sardiman, 2004) menguraikan enam macam factor psikologis belajar, yaitu:
1. Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi 2 hal:
a. Mengetahui apa yang akan dipelajari
b. Memahami mengapa hal itu patut dipelajari
Dengan berpijak pada kedua unsure motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi kegiatan belajar sulit untuk berhasil.
2. Konsentrasi
Konsentrasi dimaksudkan memusatkan perhatian pada situasi belajar. Unsure motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Di dalam konsentrasi ini terlibat mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak perhatian sekadar.
3. Reaksi
Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsure fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga pebelajar itu bertindak atau melakukannya. Belajar harus aktif, sekadarnya apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi. Jadi belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya dengan segala panca inderanya secara optimal. Dalam belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan dan kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagimana apa yang sedang dipelajarinya. Jadi kecepatan jiwa seseorang dalam memberikan respon pada suatu pelajaran merupakan factor penting dalam belajar.
4. Organisasi
Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam inilah yang dapat membuat pebelajar akan menjadi lebih mengerti, jelas tetapi mungkin juga bertambah bingung. Perbedaan pebelajar yang berhasil dan kebingungan, kemungkinan besar hanyalah perbedaan antara cara penerimaan dan pengaturan fakta-fakta dan ide-ide dalam pikiran pebelajar yang belajar. Dalam hal ini dibutuhkan keterampilan mengorganisasikan stimulus. Untuk membantu pebelajar agar cepat dapat mengorganisasikan fakta atau ide-ide dalam pikiranny, maka diperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar. Dengan demikianakan terjadi proses yang logis.
5. Pemahaman
Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti maksud dan implikasinya, sehingga menyebabkan pebelajar dapat memahami suatu situasi. Dalam belajar, unsure pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsure psikologi lain, seperti motivasi, konsentrasi, dan reaksi pebelajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide, atau skill. Perlu diingat bahawa pemahaman itu tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar pebelajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Kalau sudah demikian, belajar akan bersifat mendasar.


6. Ulangan
Lupa adalah sifat umum manusia. Semakin lama manusia belajar akan semakin banyak pula kemungkinan dilupakan, walaupun tidak lupa keseluruhan. Di samping 6 macam factor psikologis yang diuraikan di ata, Sadirman(2004), mengklasifikasikan factor psikologis tersebut yaitu:
a. Perhatian
b. Pengamatan
c. Tanggapan
d. Fantasi
e. Ingatan
f. Berpikir
g. Bakat
h. Motifasi

G. Belajar yang Berkualitas
1. Persiapan yang baik
2. Memahami tujuan/manfaat belajar
3. Menggunakan cara yang efesien
4. Mencatat hal-hal yang esensial
5. Menggunakan sumber belajar yang bervariasi
6. Mengerjakan tugas-tugas saksama
7. Bergairah belajar
8. Evaluasi diri

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Belajar dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas, belajar diartikan sebagai kegiatan psikologis menuju erkembanagn pribadi seutuhnya. Secara sempit, belajar diartikan sebagai usaha penguasaan materi pembelajaran.
2. Tujuan belajar terdapat tiga jenis, yaitu: Untuk mendapatkan pengetahuan, Untuk penanaman konsep dan keterampilan, Untuk pembentukan sikap,
3. Belajar menurut pandangan aliran psikologi yaitu psikologi behaviouristik (belajar merupakan respon terhadap stimulus dari luar), psikologi humanistic (belajar sifatnya sangat individual dan pribadi), psikologi kognitif (Belajar merupakan aktivitas penalaran)
4. Ciri-ciri belajar, yaitu:
a. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena proses kematangan
b. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena perubahan fisik
c. Hasil belajar bersifat relative menetap
5. Prinsip-prinsip belajar ada beberapa poin, yaitu: belajar suatu proses aktif, belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi pebelajar.
7. Faktor psikologi belajar yaitu motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan.
8. Belajar yang berkualitas diantaranya yaitu persiapan yang baik, memahami tujuan/manfaat belajar, menggunakan cara yang efesien, dll.



B. SARAN
Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan makalah ini karena penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Daftar Pustaka


Haling, Abdul. 2007. Belajar Dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Sahabuddin. 2007. Mengajar Dan Belajar. Makassar: Badan Penerbit UNM.

0 Response to "Makalah Belajar dan Pembelajaran"

Posting Komentar