Pendidikan menurut UU RI Nomor 2 Tahun 1989 merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Hamlik, 2003: 2). Sedangkan menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta penampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Hasbullah, 2005: 4).
Berdasarkan kedua pengertian tentang pendidikan tersebut, ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu 1) peserta didik, 2) belajar dan 3) hasil berupa kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta penampilan yang diperlukan untuk masaakan datang. Poin ketiga tersebut merupakan bagian dari tujuan pendidikan. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan sangat mempengaruhi masa depan pendidikan bahkan sangat menentukan masa depan bangsa dan negara.
|
Kualitas pendidikan Indonesia masih jauh dari harapan kendati sistem tansformasi ilmu pengetahuan yang diformulasikan secara statis pada tiap jenjang pendidikan yang ada. Hal ini dapat kita lihat dari kemampuan ilmu pengetahuan alam yang miliki peserta didik khususnya pendidikan dasar dan menengah yang berada pada urutan ke-40 dari 42 negera peserta sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Internasional Educational Achievement (IEA), yang mana menunjukan kualitas hasil pendidikan di negara kita masih sangat rendah (www.diknas.html).
Selain itu, dalam menatap dunia globalisme yang semakin menggerogoti seluruh segmentasi kehidupan ini, khususnya dunia pendidikan pemerintah harus mampu menjawab tantangan tersebut dengan langkah yang nyata baik secara konseptual maupun implementasi dilapangan. Proses tranformasi nilai-nilai keilmuan yang dimaksudkan harus dikondisikan dengan tuntutan tersebut sehingga luaran yang diharapkan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Perubahan yang dragmatis berlangsung secara menyeluruh dan cepat dalam bidang ini merupakan fakta dalam dunia pendidikan kita. Pengembangan kemampuan dalam bidang saintis khususnya ilmu alamiah merupakan kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ilmu teknologi khususnya teknologi informatika.
Pemanfaatan ilmu teknologi khususnya teknologi informatika sebagai penunjang dalam proses tranformasi ilmu pengetahuan perlu untuk kita pikirkan, karena dalam era sekarang penggunaan teknologi informatika khususnya komputer sebagai sarana penunjang aktivitas manusia semakin meningkat. Seperti halnya pada dunia pendidikan teknologi informatika sudah banyak digunakan misalnya saja pada analisis pengolahan nilai serta proses pembelajaran (Herawati, 2006).
Ilmu kimia merupakan salah satu bagian daripada ilmu pengetahuan alam yang mempunyai kontribusi yang sangat besar trerhadap perkembangan ilmu terapan, sehingga amat disayang apabila kualitas hasil belajar kimia masih sangat jauh dari harapan. Rendahnya kualitas hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana salah satunya adalah kemampuan guru dalam megaktualisasikan konsep-konsep pembelajaran itu sendiri yang diformulasikan dengan perubahan-perubahan yang sedang berlangsung, serta kemampuan untuk memanfaatkan berbagai bahan dan media yang tersedia.
Faktor lain yang menyebabkan kegagalan dalam proses tansformasi ilmu tersebut adalah kurangnya motivasi dan minat siswa itu sendiri terhadap pelajaran kimia, serta anggapan terhadap pelajaran kimia yang sulit dipahami dan dipelajari (Kamil, 2004). Sampai saat inipun sikap siswa terhadap pelajaran kimia sebagai sesuatu yang sulit untuk dipelajari dan dipahami, yang merupakan bagian dari bidang studi ilmu pengetahuan alam yang kurang diminati, dan tak banyak pula menganggap bahwa pelajaran kimia adalah sesuatu yang menakutkan. Kenyataan yang terjadi ini yang menyudutkan bahwa kimia merupakan pelajaran yang susah yang pada proses implementasiannya dilapangan menggunakan rumus dan konsep yang abstrak. Hal ini semakin dipertegas oleh analisis yang dilakukan oleh Kean dan Middlecamp (1985) yang menunjukan bahwa penyebab kesulitan dalam penyerapan hasil transformasi ilmu yang diperoleh oleh peserta didik adalah sifat khas dari ilmu pengetahuan itu sendiri yakni sifat abstrak dari gejala alam yang hanya dapat diimajinasikan tanpa proses penglihatan secara langsung (Allo, 2005).
Salah satu solusi yang dapat ditawarkan dalam mengahadapi tantangan seperti ini yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh tenaga pengajar sebagai sebuah urgensitas pembelajaran sebagai suatu tanggung jawab, dengan solusi yang ditawarkan adalah dengan penggunaan media pembelajaran dan proses transformasi ilmu pengetahuan, sebab dengan penggunaan media pembelajaran dapat megurangi kebosanan memotivasi peserta didik untuk belajar tanpa paksaan yang tentunya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik itu sendiri.
Media pembelajaran yang dimaksudkan adalah media yang dapat menyampaikan pesan-pesan yang terdapat dalam pembelajaran itu sendiri. Media pembelajaran yang ada saat ini harusnya dikorelasikan dengan kondisi dan perkembangan teknologi itu sendiri, berbagai macam media pembelajaran tentunya masih perlu untuk dikembangkan dengan melihat realitas bahwa media adalah sebuah alat penyampaian materi-materi yang abstrak menjadi materi yang menyenangkan dan mudah untuk dipahami.
Peranan media pembelajaran sangatlah penting dalam proses transformasi ilmu pengetahunan itu sendiri, karena media pembelajaran ini sangat urgen untuk diperadakan dimana media pelajaran diperuntukan untuk memotivasi siswa, memberikan pengalaman serta mempermudah siswa dalam mencerna dan menganalisis konsep-konsep kimia yang abstrak (Kamil: 2004).
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses transformasi ilmu dalam ruang lingkup pendidikan kimia sangat beragam jenis, namun salah satu media yang patut uintuk kita katakan sebagai media yang dapat menjelaskan konsep kimia yang abstrak adalah media yang berbasis audio visual atau lebih dipahami sebagai media yang menggunakan konsep gambar dan suara. Hal ini disebabkan media ini mampu untuk mengkombinasikan dua hal yang utama dalam proses transformasi ilmu pengetahuan yakni penglihatan dan pendengaran.
SMA Negeri 3 Makassar merupakan salah satu institusi pendidikan tingkat menengah yang berada di kota Makassar yang senantiasa terus mengembangkan diri terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Pembelajaran yang dilakukan di kelas umumnya masih berpusat pada guru. Siswa masih tergolong kurang aktif dalam pembelajaran. Materi pokok bahasan struktur atom, sistem periodik dan gaya antar molekul merupakan materi pokok bahasan yang dipelajari kelas XI semester ganjil. Materi pokok bahasan tersebut merupakan materi yang bersifat abstrak sehingga dibutuhkan suatu media yang dapat menggambarkan keadaan-keadaan tersebut sehingga siswa dapat lebih mudah mempelajari dan memahaminya. Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 MAKASSAR (Studi Materi Pokok Bahasan Struktur Atom, Sistem Periodik dan Gaya Antar Molekul)”.
12 Maret 2020 pukul 07.45
As stated by Stanford Medical, It's really the ONLY reason this country's women live 10 years longer and weigh 19 KG less than us.
(And realistically, it has totally NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and EVERYTHING about "HOW" they are eating.)
BTW, I said "HOW", not "what"...
TAP this link to determine if this short quiz can help you decipher your real weight loss potential