Tentang dirimu
Kehidupan yang aku jalani hanyalah sekedar sandiwara
Tak pernah aku berpikir untuk menjauhkan semua kenangan yang telah kita bangun bersama
Namun satu hal yang pasti aku selalu merindukan dan mencintaimu
Aku kadang merasa bosan dengan hidup yang aku jalani
Di dalam pikiranku hanya ada namamu
Sejauh aku melangkah meninggalkan kenangan tentangmu
Makla selalu saja bayangmu hadir bersama kenangan yang telah kita lalui
Kenangan manis dan pahit
Kau mungkin telah berbahagia dengan dirinya
Tak pernah sekalipun memikirkan diriku
Aku sangat benci dirimu tapi aku pun tak mampu untuk mengatakan aku tak lagi mencintai dirimu
Kau begitu bahagia melihatku menangis dan bersedih kehilangan dirimu untuk yang kedua kali
Ãnï§Ã
Ketiadaan
Kau mungkin saja berbahagia
Tapi dirimu tak
Betapa wajah dan ucapanmu membuatku mual
Kau menginginkanku berbuat sesuatu yang aku benci
Kau ingin aku melakukan pekerjaan yang kau sendiri tak mau melakukannya
Hanya saja aku masih memiliki kesabaran
Hanya saja aku belum mau mengotori diriku dengan kebencian padamu
Aku menganggap tak ada lagi dalam tubuhmu jiwa yang bersemayam
Aku hanya melihat ketiadaanmu
Semua ketakmampuanmu dihadapanku
Sungguh aku sangat mengasihani dirimu
Bagiku dirimu hanyalah seonggok boneka plastic yang tiada berdaya
Memerlukan belas kasihan orang lain
Tempatmu hanyalah di gardu-gardu para penjual kaki
Aku sungguh sangat kasihan terhadapmu
Kau selalu nampak tertawa ceria dan batinmu menangisi
Ketiadaan dirimu
Oooooooohh kasihan sekali……………..
Nasib dirimu wahai angkara
Kau menebarkan benih kebencian di mana-mana
Tanpa tahu bagaimana bibit itu menyemai dengan cepat
Kau tak pernah memberinya pupuk unggul
Namun ketiadaanmu membuat kebencian itu semakin subur
Ketiadaan tentang warna kehidupan yang kau tawarkan membuat kau semakin dibenci
Senyumanmu yang membuat mereka jauh darimu
Senyuman yang kau berikan bermujizatkan kemunafikan
Tulang-belulang yang berserakan di depanmu
Tak pernah lagi kau lihat karena ketiadaanmu akan semakin nyata
Ketiadaan nurani
Aku yang sempat terlena pada kebaikan palsumu
Kini telah tersadar dari mimpi yang telah kau berikan
Aku tak lagi seperti saat aku melihatmu untuk yang pertama kali
Saat ini yang kulihat darimu ketidakberdayaanmu dan semua kelemahanmu,
Aku telah sadar dari mimpi palsu yang kau tawarkan wahai sang durjana
Jangan lagi kau tampakkan dihadapanku
Kemunafikan, ketakberdayaanmu, dan kerasnya hati dan lembutnya kata-katamu
Kau sungguh tak malu pada dirimu yang hanya tinggal ketiadaan
Kau tak pernah merenungi kesalahanmu
Kau hanya biasa melihat kesalahan yang nampak dari orang alin
Kau hanya mampu berjalan diatas kendali orang seperti layaknya boneka kayu
Tak pernah lagi ada dari dalam dirimu kesadaran
Sehinnga ketiadaanmu semakin nyata
Makassar, 3 June 2008
Ãnï§Ã
Hari Itu
Hari itu
Jeritan tangis membahana
Menutupi ruang jagat raya
Menawarkan kepiluan dalam setiap jiwa
Hari itu
Anak-anak tak lagi bermain didepan rumah
Bersembunyi dalam pelukan sang ibu
Berteduh dibawah tangan kekar sang ayah
Hari itu
Tak akan terlupa dari benak mereka
Tak akan pernah lagi terhenti tangis mereka
Tak akan lagi ada tawa mereka
Mereka telah pergi dengan tangis
Hari itu
Tak ada orang yang mampu mendengar
Semua orang menjadi tuli
Semua orang menjadi bisu
Hari itu
Dimana para anak-anak bangsa disayat-sayat semangatnya
Dimana semangat tinggal tulang belulang
Dimana kebajikan takkan pernah lagi diperjuangkan
Dimana ayah tega menodai anaknya
Dimana anak rela membunuh orang tuanya
Hari itu
Tak ada lagi mawar merah yang bersemi
Tak akan lagi tumbuh bunga kasih saying
Tak akan lagi tumbuh benih kerinduan
Tak
Hari itu
Cinta telah musnah
Persaudaraan telah sirna
Yang ada hanya pertikaian
Yang ada hanya rebut kekuasaan
Yang ada hanya hokum rimba
Siapa yang kuat maka dialah yang menang
Hari itu
Mahasiswa hanya mementingkan nilai
Mahasiswa hanya terpaku melihat kezaliman birokrasi
Mahasiswa sudah tak mampu menjalankan fungsi-fungsinya
Mahasiswa sudah tak mampu mengawal rakyat melawan kezaliman
Hari itu
Jiwa kita telah mati
Namun jasad masih tetap utuh
Namun roh masih tetap bersatu dengan jasad
Hari itu
Telah menjadi catatan dalam sejarah tiap manusia
Kenangan yang harus dijadikan sebagai petuah hidup
Kenangan yang penuh amarah, kebencian, kesedihan, serta kezaliman
Hari itu kini telah menjadi hari semangat
Hari yang membangkitkan kekuatan
Hari yang mengajarkan akan arti satu hari bagi manusia
Hari itu akan tetap menjadi kenangan
Kenangan pahit yang tak dapat dilupakan
Ãnï§Ã
0 Response to "Yang Terdalam"
Posting Komentar